Oscar Resmi Tegaskan Penggunaan AI Tidak akan Mempengaruhi Nominasi
Film TeknologiOscar mengambil langkah resmi terkait penggunaan kecerdasan buatan untuk pembuatan film. Academy of Motion Picture Arts and Sciences mengatakan menggunakan teknologi AI masih bisa mendapatkan nominasi selama kreativitas manusia tetap menjadi bagian utama dari proses.
Pihak akademi dihadapkan dengan pilihan sulit untuk mengambil sikap melawan penggunaan kecerdasan buatan atau mengizinkan penggunaannya meskipun tidak akan mempengaruhi nominasi Oscar pada tahun 2026 nanti.
Manfaat AI dalam dunia film
Penggunaan AI tentu legal untuk membantu manusia dalam membuat atau membangun kreativitas selama digunakan dengan benar, tidak ada larangan tertentu untuk menggunakan bantuan kecerdasan buatan terutama film justru akan mempermudah proses pra produksi.
Kecerdasan buatan juga dapat bermanfaat untuk menjadwalkan pengambilan gambar secara otomatis atau merancang papan cerita virtual sampai membantu editor memilih adegan, hal ini tentu saja menghemat waktu, uang, dan tenaga. Semua faktor penting dalam dunia perfilman bisa dipangkas membuat efisiensi akan meningkat.
Ancaman di balik inovasi
Rasa gelisah mulai muncul ketika AI berkembang semakin pesat, banyak penulis dan aktor harus menerima kecerdasan buatan bisa saja dapat mengancam pekerjaan mereka. Bisa dilihat sekarang ini AI mampu menulis naskah atau mengisi suara dengan bagus, kehadiran manusia di balik layar bisa semakin berkurang hal ini bukan sekadar persoalan teknis, tetapi juga melukai nilai-nilai seni itu sendiri.
Sikap resmi oscar memang terkesan netral namun baik komunitas menulis maupun aktor memulai peperangan dengan menuntut perlindungan AI tidak boleh digunakan untuk menulis ulang materi sastra, merusak kredit dan kompensasi mereka serta skrip yang mereka ciptakan tidak boleh digunakan untuk melatih model AI tanpa izin.
Scarlett Johansson, misalnya mengkritik keras penggunaan AI untuk meniru suaranya dalam sebuah iklan yang tidak pernah disetujuinya. Seiring terus meluasnya penggunaan kecerdasan buatan dalam hiburan, pertanyaan-pertanyaan etika ini menjadi semakin penting. Harapannya tuntutan ini bisa diberlakukan untuk masa depan penulis dan aktor selanjutnya.
Gunakan AI sebagai mitra
Beberapa film sukses telah menggunakan teknologi AI untuk meningkatkan kualitas produksi misalnya, Brutalist menggunakan AI untuk menyempurnakan intonasi suara aktor agar sesuai dengan latar belakang budaya karakternya. Pada saat yang sama, Emilia Perez menggabungkan kecerdasan buatan dengan musikalitas untuk menciptakan pengalaman sinematik yang unik dan mengharukan. Penggunaan teknologi ini membuktikan bahwa AI dapat menjadi mitra kreatif bagi manusia bukan musuh.
Dengan ini keputusan Oscar mengenai industri film ke depan memasuki era baru di mana seni dan teknologi semakin dekat. Integrasi AI memiliki kebaikan dan keburukan sekaligus. kecerdasan buatan dapat menjadi alat revolusioner yang mendorong kreativitas ke tingkat yang lebih tinggi jika digunakan dengan bijak dan etis. Namun, jika digunakan secara sembarangan seni dapat terlihat menjadi kurang bernilai.
Source: