Perjalanan anime Haite Kudasai, Takamine-San resmi berakhir di episode 12 kemarin. Bisa dibilang, saat pertama kali diumumkan mendapatkan adaptasi anime, memang terlihat menarik karena melihat desain protagonis utama bernama Takamine Takane yang sangat cantik dan sempurna.
Sifat perfeksionis Takamine-san yang memiliki kecenderungan untuk menetapkan standar sangat tinggi bagi dirinya (kadang orang lain), terkadang merasa tidak puas jika tidak mencapai standar tersebut meskipun secara obyektif hasilnya padahal sudah baik. Ini yang membedakan dari anime ecchi lainnya.
Pembuatan anime ini dikerjakan oleh Liden Films dan disutradarai Tomoe Makino, yang sebelumnya mengarahkan anime seperti Aharen-san wa Hakarenai dan Kotarou wa Hitori Gurashi. Lantas bagaimana ulasan terhadap anime ini mari kita bahas.
1. Alur cerita dari anime
Mengisahkan Takane Takamine siswi SMA yang dikagumi sebagai dewi di lingkungan sekolah. Dirinya sangat cantik, cerdas dan sempurna dalam melakukan apapun. Sampai dinobatkan sebagai ketua OSIS di tahun pertamanya.
Dibalik kesempurnaannya, Kehidupan Koushi Shirota berubah secara drastis saat mengetahui rahasia Takamine yang dapat memutar kembali untuk memperbaiki kesalahan dengan syarat melepas pakaian dalamnya.
Insiden ini menyeret Shirota, secara terpaksa menjadi lemari pribadi Takamine yang bertugas membawa pakaian dalam cadangan dan membantu menjaga rahasianya.
Kita akan diperlihatkan dinamika hubungan antara Takamine dan Shirota yang penuh humor dan adegan fanservice dari karakter utama. Setiap episode menghadirkan situasi dewasa namun menarik untuk diikuti.
2. Kemampuan Takamine Takane
Salah satu hal menarik dalam anime ini adalah kemampuan Takamine-san bernama Eternal Virgin Road yang memungkinkan memutar kembali waktu dan tindakan di masa lalu untuk mencapai hasil yang diinginkan karakter utama.
Namun, syarat untuk mengaktifkan kemampuan ini harus melepas pakaian dalam menjadi elemen kontroversial yang sering diperdebatkan.
Kemampuan ini tidak hanya menambah dimensi fiksi ilmiah pada cerita, tetapi juga menciptakan situasi komedi yang absurd, sekaligus memperdalam hubungan mereka antara majikan dan pembantu.
Meskipun terkesan fantastis, kemampuan ini memiliki kelemahan, pakaian dalam yang dilepas akan hilang sehingga Takamine membutuhkan cadangan yang dibawa oleh Shirota. Adegan ini memperlihatkan bisa diartikan sebagai sifat rapuh yang mulai muncul dalam diri Takamine.
Dimana Takmine memperlihatkan kepeduliannya terhadap Shirota yang menambah kedalaman cerita. Hal ini, merupakan tanda sesempurna apapun manusia pasti terdapat celah yang terlihat.
3. Premis unik namun kontroversial
Premis Haite Kudasai, Takamine-san terbilang unik karena menggabungkan komedi romantis, fiksi ilmiah, dan elemen fanservice yang kuat. Ide tentang seorang gadis sempurna yang harus melepas pakaian dalam untuk memutar waktu adalah sesuatu yang jarang ditemui dalam anime.
Namun, premis ini juga menjadi sumber kontroversi. Banyak penonton menganggapnya tidak pantas untuk audiens di bawah umur karena adegan-adegan yang provokatif, seperti saat Takamine melepas pakaian dalam di kelas atau permainan "pengantin baru" yang melibatkan momen intim.
Beberapa situs bahkan memberikan peringatan bahwa anime ini mengandung konten dewasa yang tidak cocok untuk semua kalangan. Tapi kembali lagi, banyak anime keluaran jepang memang ditujukan untuk penonton dewasa jadi argumen ini sangat bisa dipatahkan.
4. Desain karakter utama
Desain karakter dalam Haite Kudasai, Takamine-san menjadi salah satu kekuatan utama anime ini. Dibuat oleh Ryo Yamauchi dan Maya Ito, karakter Takamine digambarkan dengan visual yang memukau, mencerminkan statusnya sebagai dewi sekolah.
Ekspresi wajahnya yang karismatik namun kadang menunjukkan kerapuhan berhasil memperkuat daya tariknya. Sementara itu, Shirota didesain sebagai sosok biasa dengan penampilan sederhana, yang justru membuatnya relatable bagi penonton.
Kontras antara keduanya Takamine yang glamor dan Shirota yang polos menambah dinamika visual yang walaupun ekspresinya sangat pasaran khas anime ecchi lainnya.
Pengisi suara juga turut menghidupkan karakter. Yurika Kubo, yang pernah mengisi suara Hanayo Koizumi di Love Live!, memberikan nuansa lembut namun tegas pada Takamine, sementara Daisuke Kasuya berhasil memerankan Shirota sebagai pemuda canggung namun tulus.
Animasi oleh Liden Films juga patut diberi apresisasi, dengan detail gerakan dan ekspresi yang mendukung emosi cerita, terutama pada momen-momen komedi dan romansa.
5. Apakah layak ditonton?
Pertanyaan apakah Haite Kudasai, Takamine-san layak ditonton tergantung pada preferensi penonton. Anime ini mendapat rating rata-rata 4,3 dari 5 bintang di Crunchyroll berdasarkan 20.000 penonton hingga episode 10, dengan 73% memberikan bintang 5.
Hal ini menunjukkan bahwa anime ini disukai oleh banyak penggemar, terutama mereka yang menyukai genre komedi romantis dengan elemen fanservice. Selain karakter yang menarik, dan produksi berkualitas dari Liden Films menjadikannya tontonan yang menghibur.
Namun, anime ini tidak luput dari kritik. Sebagian penonton memberikan rating rendah karena menganggap kontennya terlalu provokatif dan tidak sesuai untuk audiens muda.
Oleh karena itu, anime ini lebih cocok untuk penonton dewasa yang tidak keberatan dengan elemen fanservice dan dapat menikmati humor serta romansa yang ditawarkan.
Bagi yang mencari anime dengan alur cerita ringan namun penuh kejutan, Haite Kudasai, Takamine-san layak masuk daftar tontonan, asalkan ditonton melalui platform resmi seperti Crunchyroll untuk mendukung industri anime.