Theranos, sebuah perusahaan rintisan di bidang teknologi kesehatan, pernah dianggap sebagai terobosan revolusioner dalam dunia medis. Didirikan oleh Elizabeth Holmes pada 2003, perusahaan ini menjanjikan inovasi pengujian darah yang mampu mendeteksi berbagai penyakit hanya dengan beberapa tetes darah.
Namun, di balik inovasi dan valuasi miliaran dolar Theranos menyimpan rahasia kelam teknologi yang mereka ciptakan ternyata tidak pernah berfungsi. Skandal ini terbongkar pada 2015 menjadi salah satu kasus penipuan medis terbesar dalam sejarah, mengguncang Silicon Valley dan dunia kesehatan.
Perjalanan theranos
![]() |
Perusahaan theranos (Cnn.com) |
Terinspirasi oleh ketakutannya terhadap jarum suntik dan pengalaman pribadi kehilangan pamannya akibat penyakit, Holmes mendirikan Theranos pada 2003. Nama perusahaan ini merupakan gabungan dari kata terapi dan diagnosis, mencerminkan ambisinya untuk menciptakan solusi pengujian darah yang cepat, murah, dan mudah diakses.
Holmes, dengan karisma dan kemampuan persuasinya, berhasil menarik perhatian investor ternama. Ia membangun citra sebagai visioner teknologi, meniru gaya Steve Jobs dengan sweter turtleneck hitam dan suara yang sengaja diperdalam untuk menambah kesan otoritas.
Dalam waktu singkat, Theranos mengumpulkan pendanaan lebih dari US$700 juta dari investor seperti pendiri Oracle Larry Ellison, keluarga DeVos, dan bahkan mantan Menteri Luar Negeri AS Henry Kissinger.
Pada puncaknya di 2013-2014, Theranos mencapai valuasi US$9 miliar, menjadikan Holmes sebagai miliarder wanita mandiri termuda menurut Forbes.
Namun, di balik kesuksesan ini, Theranos diselimuti kerahasiaan. Holmes menolak mengungkapkan cara kerja teknologinya, mengklaim bahwa informasi tersebut adalah rahasia dagang. Sikap ini, meskipun mencurigakan, diterima oleh banyak investor yang terpikat oleh janji revolusi medis.
Mesin edison
![]() |
Mesin edison (Nick Bilton/www-vanityfair-com) |
Berbeda dengan metode konvensional yang membutuhkan tabung darah dan waktu analisis yang lama, Edison menjanjikan hasil dalam hitungan jam dengan biaya jauh lebih murah. Slogan perusahaan, "One tiny drop changes everything" menjadi daya tarik utama bagi investor dan publik.
Namun, kenyataannya jauh dari janji. Mesin Edison tidak pernah mampu memberikan hasil yang akurat. Banyak tes yang dilakukan Theranos sebenarnya menggunakan peralatan tradisional dari pihak ketiga, seperti mesin Siemens, tanpa sepengetahuan investor atau pasien.
Karyawan internal, seperti kepala ilmuwan Ian Gibbons dan mantan direktur laboratorium Adam Rosendorff, menyuarakan kekhawatiran bahwa teknologi ini tidak siap untuk penggunaan publik. Namun, peringatan mereka diabaikan, dan beberapa karyawan yang vokal bahkan diintimidasi atau dipecat.
Kemitraan strategis
Walgreens farmasi (drugstorenews.com) |
Kemitraan ini, bagaimanapun, dibangun di atas kebohongan. Walgreens, misalnya, tidak melakukan uji tuntas yang memadai terhadap mesin Edison sebelum meluncurkan pusat pengujian.
![]() |
Elizabeh holmes (The newyork times) |
Titik balik skandal Theranos terjadi pada 2015, ketika laporan investigasi oleh jurnalis The Wall Street Journal, John Carreyrou, mengungkap kejanggalan dalam operasi perusahaan.
Carreyrou, yang dipicu oleh kecurigaan terhadap klaim Holmes, menemukan bahwa hasil tes Edison tidak akurat dan sering kali berbeda jauh dari hasil laboratorium konvensional.
Lebih mengejutkan lagi, Theranos ternyata menggunakan mesin pihak ketiga untuk sebagian besar pengujiannya, bukan teknologi Edison yang mereka promosikan.
Pembocor informasi dari dalam perusahaan, seperti Tyler Shultz dan Erika Cheung, memainkan peran kunci dalam mengungkap penipuan ini. Shultz, cucu dari anggota dewan Theranos George Shultz, dan Cheung menghadapi tekanan dan intimidasi dari perusahaan setelah menyuarakan kekhawatiran mereka.
Cheung bahkan melaporkan kejanggalan tersebut kepada Centers for Medicare & Medicaid Services (CMS), yang memicu penyelidikan lebih lanjut. Pada Agustus 2015, FDA mulai menyelidiki Theranos setelah menemukan ketidakakuratan besar dalam pengujiannya, dan hanya tes untuk herpes yang mendapat persetujuan.
Kekayaan dirubah forbes
![]() |
Elizabeth holmes di majalah forbes (Forbes.com) |
Pada puncak kejayaannya, Elizabeth Holmes dinobatkan oleh Forbes sebagai miliarder wanita mandiri termuda di dunia dengan kekayaan bersih US$4,5 miliar pada 2015. Valuasi Theranos yang mencapai US$9 miliar mendukung statusnya sebagai ikon Silicon Valley.
Namun, setelah skandal terbongkar, Forbes merevisi perkiraan kekayaan Holmes menjadi nol pada 2022. Kejatuhan ini mencerminkan betapa rapuhnya kesuksesan yang dibangun di atas kebohongan.
Theranos, yang pernah dianggap sebagai decacorn (startup dengan valuasi di atas US$10 miliar), kehilangan kepercayaan investor dan mitra, menyebabkan kerugian jutaan dolar bagi investor seperti Rupert Murdoch dan Henry Kissinger.
Hasil hukum
![]() |
Elizabeth dan kekasihnya (Fortune.com) |
Persidangan Holmes dimulai pada Agustus 2021 dan berlangsung selama empat bulan. Pada Januari 2022, ia dinyatakan bersalah atas tiga tuduhan penipuan kawat (wire fraud) dan satu tuduhan konspirasi untuk melakukan penipuan kawat, dengan ancaman hukuman hingga 20 tahun penjara untuk setiap tuduhan.
Pada November 2022, Holmes dijatuhi hukuman 11 tahun penjara dan diperintahkan membayar ganti rugi sebesar US$452 juta bersama Balwani, yang juga divonis 13 tahun penjara. Holmes mulai menjalani hukumannya di Kamp Penjara Federal Bryan, Texas, pada Mei 2023.
Kisah Theranos bukan hanya tentang penipuan, tetapi juga tentang ambisi yang tidak terkendali dan kegagalan sistem dalam mendeteksi kebohongan sebelum merugikan banyak pihak.